Oleh: Mahasiswa Universitas Bangka Belitung, Jurusan Teknik Mesin
BABELINFONEWS.COM, BANGKA BELITUNG — Kaku, sangar, pendiam, pemalu, atau bahkan misterius, mungkin itu gambaran yang sering muncul ketika orang mendengar kata anak teknik. Namun melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan sisi lain yang jarang terlihat. Kami ingin membuktikan bahwa anak teknik tidak hanya bergelut dengan hitungan dan mesin, tetapi juga mampu menjadi pribadi yang hangat, peduli, dan penuh kreativitas. Pandangan lama itu tidak sepenuhnya benar, dan di sinilah kami hadir untuk mengubah cara orang melihat kami.
Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam perbedaan, dimulai dari suku, agama, adat istiadat, serta budaya. Akan tetapi itu semua tidak menjadi penghalang dalam mencapai persatuan. Para generasi penerus bangsa, khususnya gen-Z harus bisa menyatukan perbedaan yang ada. Untuk itu kami menjalankan team based project dari mata kuliah Pendidikan Pancasila yang menggabungkan dua prodi, yaitu prodi teknik mesin angkatan 25 dan prodi manajemen angkatan 25. Kegiatan yang dilakukan melibatkan para siswa sd sebagai sasaran utama yang akan diberikan pemahaman mengenai perbedaan. Tema yang kami bawakan adalah “Bermain Bersama Tanpa Membeda” yang sangat penting untuk diajarkan sedini mungkin.
Apa sih yang melatar belakangi kegiatan ini?
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh pentingnya menanamkan nilai kebersamaan dan sikap saling menghargai sejak usia dini. Sebagaimana kita ketahui, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam kenyataannya, anak-anak sering kali hanya mau bermain dengan teman yang mereka anggap sama atau “mirip” dengan dirinya. Mereka juga terkadang masih membedakan teman ketika bermain, baik dari segi sifat, penampilan, maupun kemampuan.
Karena itu, perlu adanya kegiatan edukatif yang dapat mengajarkan sejak dini bahwa bermain tanpa membeda-bedakan adalah hal penting dan membawa banyak manfaat. Melalui kegiatan seperti ini, anak-anak dapat belajar bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk menjauh, justru melalui kebersamaan mereka dapat saling melengkapi. Selain itu, anak-anak juga berpotensi menjadi contoh positif bagi teman-temannya, bahkan menjadi pelaku pemersatu di lingkungan sekitar mereka. Jika nilai kebersamaan dan persatuan sudah tertanam dalam diri mereka sejak kecil, maka upaya untuk membangun persatuan di masa depan akan menjadi jauh lebih mudah, sehingga keragaman yang dimiliki bangsa kita dapat menjadi kekuatan, dan bukan menjadi pemisah.
Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan Team Based Project ini?
Kegiatan proyek ini melibatkan dua kelompok mahasiswa dari dua program studi dan fakultas yang berbeda, serta satu kelas siswa kelas 6 SD dari Sekolah Dasar Negeri 14 Merawang yang berjumlah 28 siswa.
Program studi pertama yang terlibat adalah Teknik Mesin dari Fakultas Sains dan Teknik, dengan total 6 mahasiswa. Susunan anggotanya yaitu:
- Fathurahman sebagai Koordinator
- Andi sebagai Konten Kreator dan Pemateri
- Joko dan Indra sebagai Perencana
- Kholil dan Noval sebagai Tim Hubungan Masyarakat
Selain itu, proyek ini juga melibatkan mahasiswa dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang juga berjumlah 6 orang. Komposisi anggotanya yaitu:
- Farah sebagai Wakil Koordinator
- Ronald sebagai Desainer
- Naya sebagai Konten Kreator dan Pemateri kedua
- Riatul sebagai Peneliti
- Riska sebagai Evaluator
- Adella sebagai Dokumentator
Dimana kegiatan ini dilaksanakan?
Proyek “Bermain Bersama Tanpa Membedakan” kami laksanakan di SD Negeri 14 Merawang yang berlokasi di Desa Balunijuk. Kegiatan ini bertujuan sebagai edukasi bagi siswa agar mereka dapat belajar untuk bekerja sama, saling menghargai, dan membangun hubungan yang positif dengan teman-teman mereka.
Dalam proyek ini, kami tidak hanya memberikan penjelasan secara teori, tetapi juga mengadakan berbagai permainan yang dilakukan secara berkelompok. Melalui kegiatan tersebut, siswa dapat mempraktikkan langsung bagaimana berinteraksi dengan baik, menghargai perbedaan, dan menjalin kebersamaan.
Selain itu, proyek ini juga mengajarkan pentingnya sikap toleransi serta mengendalikan emosi dan ego diri. Kami berharap siswa memahami bahwa dalam kehidupan, manusia selalu membutuhkan orang lain, sehingga sikap saling menghargai dan bekerja sama menjadi hal yang sangat penting.
Kapan kegiatan ini dilaksanakan?
Kegiatan Team Based Project di laksanakan pada tanggal 6 November 2025 bertempat di SD 14 Merawang,kegiatan berlangsung mulai pukul 07.15 pagi. Kegiatan diawali dengan sesi edukasi yang menyenangkan, di mana anak-anak mendapatkan materi ringan dan mudah dipahami. Setelah itu, ada sesi diskusi dan tanya jawab agar anak-anak bisa lebih aktif berinteraksi dan bertanya tentang hal yang mereka belum paham.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan bermain bersama. Anak-anak dibagi ke dalam beberapa tim, dengan tujuan agar mereka bisa belajar bekerja sama, saling menghormati, dan bergaul tanpa membedakan satu sama lain. Permainan berlangsung penuh semangat dan tawa, menciptakan suasana yang ceria dan hangat. Di akhir kegiatan, semua anak mendapatkan hadiah secara merata sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka. Acara ini selesai sekitar pukul 09.30, bertepatan dengan waktu istirahat anak-anak, lalu diakhiri dengan sesi foto bersama untuk mengabadikan momen kebersamaan tersebut.
Mengapa projek dengan bertema “Bermain Tanpa Membedakan” sangat penting dilakukan?
Proyek ini sangat penting untuk dilaksanakan karena dapat membantu siswa mengembangkan sikap toleran dan empati terhadap sesama. Tema ini juga berperan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan ramah bagi semua siswa.
Dengan memahami bahwa setiap teman memiliki latar belakang serta kemampuan yang berbeda, siswa diharapkan mampu saling menghargai dan mencegah terjadinya perilaku perundungan. Selain itu, proyek ini bertujuan untuk membangun lingkungan belajar yang kondusif sehingga seluruh siswa dapat berkembang secara optimal, baik secara akademik maupun sosial.
Bagaimana respon para siswa dan guru dalam kegiatan ini yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Bangka Belitung?
Pada awal kegiatan, para siswa menunjukkan sikap yang tertib dan sopan. Mereka juga sangat antusias mengikuti setiap bagian dari edukasi yang telah kami siapkan, meskipun beberapa di antaranya masih tampak canggung atau malu-malu. Di akhir kegiatan, siswa menyampaikan bahwa mereka merasa sangat senang dan menikmati seluruh rangkaian edukasi yang diberikan.
Pihak guru juga memberikan apresiasi atas kunjungan kami. Mereka mendukung penuh kegiatan edukasi ini dengan menyediakan berbagai fasilitas seperti ruang kelas, pengeras suara, mikrofon, serta membantu memberikan arahan kepada siswa agar tetap tertib dan sopan selama kegiatan berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan serta edukasi yang telah kami laksanakan.
Semoga dengan kegiatan yang kami lakukan bisa menjadi memotivasi untuk teman-teman yang lainnya dalam menyatukan keberagaman yang ada. “Jika kita sulit menyatukan perbedaan, maka satukanlah persamaan yang ada dan lupakan perbedaan yang ada.” Terima kasih.




















