Trump Umumkan Tarif Impor Balasan 2025, Indonesia Masuk Daftar

Babelinfonews.com — Pada awal April 2025, masyarakat global dihebohkan dengan peraturan tarif impor baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump. Kebijakan ini menandai perubahan besar dalam arah perdagangan internasional AS, dengan menargetkan puluhan negara, termasuk Indonesia.

Dilansir dari The Guardian dan DW News, Trump secara resmi mengumumkan kebijakan tersebut pada Rabu, 2 April 2025, dalam konferensi pers di Gedung Putih. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa kebijakan tarif ini diberlakukan untuk melindungi industri dalam negeri AS dan mengakhiri praktik perdagangan yang menurutnya tidak adil. “Selama ini kita dipermainkan. Saatnya kita menyamakan permainan,” kata Trump di hadapan media.

Bacaan Lainnya

Kebijakan ini terdiri dari dua aturan utama. Pertama, penerapan tarif universal sebesar 10 persen untuk seluruh barang impor dari negara mana pun. Kedua, penerapan tarif balasan atau reciprocal tariffs, yaitu tarif tambahan yang disesuaikan dengan tarif yang dikenakan negara lain terhadap produk-produk asal Amerika Serikat.

Trump menampilkan sebuah papan besar berisi daftar negara beserta tarif yang akan diberlakukan. Negara-negara seperti China, India, hingga Uni Eropa tercantum dengan tarif yang bervariasi, tergantung pada seberapa besar mereka mengenakan bea masuk terhadap produk AS.

Berikut daftar lengkap tarif impor baru dari AS ke sejumlah negara: China dikenai tarif 67 persen, Uni Eropa 30 persen, Vietnam 90 persen, Taiwan 50 persen, Jepang 45 persen, India 60 persen, Korea Selatan 52 persen, Thailand 50 persen, Swiss 25 persen, Malaysia 24 persen, dan Indonesia sebesar 30 persen.

Khusus untuk Indonesia, kebijakan ini langsung menjadi perhatian Kementerian Perdagangan. Pemerintah menyatakan tengah mengevaluasi dampak dari kebijakan tersebut terhadap ekspor nasional. “Kami sedang menyusun langkah-langkah antisipatif, baik secara diplomatik maupun teknis, agar pelaku ekspor Indonesia tidak terlalu dirugikan,” kata seorang pejabat Kementerian Perdagangan yang enggan disebutkan namanya.

Sejumlah pengusaha dalam negeri pun mulai khawatir dengan konsekuensi kebijakan ini. Produk-produk ekspor utama seperti elektronik, furnitur, tekstil, hingga komoditas agrikultur yang selama ini masuk pasar AS dikhawatirkan akan menghadapi hambatan biaya yang besar.

Di sisi lain, reaksi internasional terhadap kebijakan ini juga bermunculan. Pemerintah China menyatakan akan mempertimbangkan tindakan balasan jika kebijakan tersebut benar-benar diterapkan tanpa negosiasi. Uni Eropa juga mengecam kebijakan ini sebagai bentuk proteksionisme yang dapat memperburuk ketegangan dagang global.

Analis ekonomi internasional memperingatkan bahwa kebijakan tarif Trump 2025 berisiko memicu babak baru perang dagang. “Jika semua negara menerapkan prinsip saling membalas tarif, maka yang paling dirugikan adalah konsumen dan sektor manufaktur global,” ujar Lisa Chen, pakar ekonomi internasional dari London School of Economics.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada penyesuaian resmi dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas langkah Amerika Serikat tersebut. Namun banyak pihak mendesak agar WTO segera memediasi agar tensi dagang tidak semakin meningkat.

Dengan diberlakukannya tarif baru ini, peta perdagangan dunia dipastikan akan mengalami perubahan signifikan. Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya kini dihadapkan pada tantangan baru dalam mempertahankan daya saing ekspor mereka di pasar Amerika.

Sumber foto dan data: DW News, The Guardian, dan Tempo.co

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *